Selasa, 02 Juli 2013

“ HUJAN PUNYA CERITA TENTANG KITA “

Cerita ini dimulai saat para Mahasiswa/i mengikuti KKN ( Kuliah Kerja Nyata) disebuah daerah Bojonegoro. Ranggadipta, Mahasiswa jurusan Sejarah Universitas Airlangga akhirnya bertemu dengan Kie-Kinanthi Mahasiswa Akuntansi Universitas Airlangga dalam satu mata kuliah bernama KKN.
Sewaktu KKN Kie sempat berfikir semoga ada teman yang dia kenal saat KKN nanti. Beruntung  di kelompoknya ada Krisanti, teman sekelasnya yang merupakan seorang model. Krisan sangat senang ternyata dia sekelompok dengan Rangga, sahabat sejak kecilnya sekaligus orang yg dia kagumi dari dulu.
Nah, sejak pertemuan pertamanya itu di Auditorium, Rangga mulai tertarik pada Kie yang pendiam. Selama perjalanan diam-diam dia memperhatikan Kie sampai ke lokasi KKN yang jauh. Rangga membonceng Kie. Sedangkan Krisan membawa motornya sendiri. Sejak dari awal KKN hingga akhir, Rangga tidak henti-hentinya selalu membantu Kie, mulai dari mempersilahkan Kie mengambil posisinya mengantri mandi sampai kegiatan di sekolah dasar. Rangga pula yang mengetahui ternyata Kie phobia akan hujan dan petir. Saat hujan laki-laki itu berusaha melindungi agar Kie tidak ketakutan.
Di saat yang bersamaan, ada Azar teman sekelompok Kie. Azar mulai tertarik dengan Kie saat ia keluar dari kamar mandi.  Azar diam-diam suka pada Kie. Azar menjadi orang pertama yang mendengar suara Kie saat bernyanyi dan memuji Kie. 
Sayangnya, ada Krisan yang menaruh curiga pada sikap Rangga yang begitu perhatian pada Kie. Hingga KKN berakhir ternyata Kie dan Rangga jadian. Krisan yang patah hati pun mendatangi Kie, menceritakan bahwa dirinya hanya menginginkan Rangga. Sebab Rangga menjadi penopang hidupnya yang rapuh. Krisan pernah mengalami pelecehan, dan saat itu Rangga yang membantu dia untuk bangkit dari keterpurukan. Bagi Krisan, Rangga lah segalanya.
Kie yang salah menafsirkan perkataan Krisan, malah meminta hubungan ia dengan Rangga berakhir. Membuat laki-laki itu geram pada Krisan dan justru Krisan menjadikan Azar sebagai penyebabnya.
Azar memang mencintai Kie, tapi laki-laki itu merasa cukup asalkan Kie bisa tersenyum. Berkat Azar, Kie dan Rangga pun balikan lagi.
Pada saat Mama Kie mengajak Kie untuk pergi reunian di Bali, Kie justru menjauh dari hiruk pikuk reuni, dia pergi ke pantai dan saat hujan ia kembali ketakutan. Untung datanglah Azar, laki-laki itu membantu melindungi Kie hingga sampai di hotel. Mama Kie dan Mama Azar adalah sahabat.
Papa Rangga menyampaikan rencananya untuk menikah, alangkah kagetnya ternyata calon Mama untuk Rangga adalah Mama Kie. Pernikahan pun terjadi, membuat Kie dan Rangga benar-benar merasakan sakit hati.
Ketika seusai wisuda, Mama Kie berencana menjodohkan Azar dan Kie. Kie pasrah saja, sementara Azar menyerahkan semua keputusan pada Kie.  Rangga pun marah, menduga Azar tidak menyukai Kie. Namun, bukan itu bagi Azar, kebahagiaan Kie cukup bagi azar walau tidak bersamanya. Pertunangan Azar dan Kie pun siap dilakukan, namun malamnya pas hujan, Kie dan Rangga melakukan hubungan diam-diam.
Beberapa tahun kemudian, Rangga hendak bersiap pulang ke Indonesia. Ia melanjutkan kuliah di Jepang, dan Krisan pun ikut, demi mendapatkan Rangga kembali.  Rangga menyayangi Kevin, anak Kie, karena ia merasa Kevin adalah anaknya.         

” Jatuh cinta kepadamu begitu menyenangkan, seperti meringkuk dalam selimut hangat pada malam yang hujan. Seperti menemukan keping terakhir puzzle yang sedang kau susun.
Cinta ini sudah berada tepat di tempat yang seharusnya, di ruang hatimu dan hatiku.

Namun, mengapa resah justru yang merajai kita? Padahal, katanya cinta sanggup menjaga.
Aku ingin kau tahu, diam-diam, aku selalu menitipkan harapan yang sama ke  dalam beribu-ribu rintik hujan:

 aku ingin hari depanku selalu bersamamu.
Aku mencintaimu. Selalu. Dan, mereka tak perlu tahu… “


Senin, 01 Juli 2013

MULTI KECERDASAN(MULTIPLE INTELLIGENCE) & PENGERTIAN SERTA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMATANGAN EMOSI

MULTI KECERDASAN(MULTIPLE  INTELLIGENCE)
-------------------------------------------------------------------------------------------
1.  Pengertian Kecerdasan.
Gardner (2000) memaparkan pengertian kecerdasan mencakup tiga faktor, yakni :
a.      Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia.
b.      Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan.
c.      Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang akan memunculkan penghargaan dalam budaya seorang individu.
     2.  Dulu Tunggal, Kini Multi
Dulu orang mengira bahwa kecerdasan seseorang itu bersifat tunggal, yakni dalam satuan IQ (Intelligence  Quotient) seperti selama ini kita kenal. Dampak negatif atas persepsi ini adalah siswa yang rendah kecerdasan “akademik tradisionalnya”,   yakni matematika dan verbal  (kata-kata), seakan tidak dihargai di sekolah dan masyarakat luas. Kini tradisi yang sudah berlangsung hampir seabad tersebut,  sudah terbongkar dan terkuaklah bahwa ternyata kecerdasan manusia itu banyak rumpunnya. Kecerdasan itu multidimensional, banyak cabangnya. Jadi TIDAK ADA SISWA YANG BODOH, setiap siswa mempunyai rumpun kecerdasan masing-masing!
3.  Multi Kecerdasan (Multiple Intelligence)
Ada delapan rumpun multiple intelligence yakni :
a.    Kecerdasan Linguistik (Word Smart) atau Cerdas Berbahasa
     Kemampuan   menggunakan kata secara efektif, baik secara lisan (misalnya : pendongeng, orator) maupun secara tertulis (misalnya : pengarang, wartawan). Kecerdasan
Linguistik mencakup kemampuan menggunakan kata, bahasa, bunyi, retorika, dan lain-lainnya.
b.    Kecerdasan matematis-logis (Number Smart atau Cerdas Angka)
Kemampuan menggunakan angka dengan baik (misalnya : ahli statistik, matematika, akuntan) dan melakukan penalaran secara tepat (misalnya : ilmuwan, pemrogram komputer, ahli logika). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada pola dan hubungan logis, hubungan sebab akibat, proses kategorisasi, klasifikasi, generalisasi, penghitungan, pengujian, hipotesis, dan pengambilan keputusan.
c.    Kecerdasan Spasial ( Cerdas Gambar)
Kemampuan melahirkan persepsi dimensi spasial-visual (keruangan) secara akurat (misalnya : pilot, pengemudi, pemburu, pramuka) dan menransformasikan (dekorator interior-eksterior, arsitek, pelukis, penemu). Komponen intinya adalah kepekaan pada warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan antarunsur tersebut.
d.   Kecerdasan Kinestetik-Jasmaniah. (Body Smart) atau Cerdas Tubuh
Keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan (misal : aktor, pemain pantomim-operet, penari, atlit) dan keterampilan menggunakan tangan untuk mencipta atau mengubah (misalnya : pengrajin, teknisi mesin mekanik, dokter bedah, pengukir). Kecerdasan ini mencakup kemampuan fisik yang spesifik antara lain : koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, ketepatan, dan lin-lainnya.
e.    Kecerdasan Musikal ( Cerdas Musik dan Nada Suara)
Kemampuan mengerjakan bentuk-bentuk musikal dengan cara melahirkan persepsi (pengguna musik), membedakan (kritikus musik) mengubah (composer) dan mengekspresikan (penyanyi). Komponen dasar kecerdasan musikal adalah kepekaan pada irama, pola titi nada/melodi, warna suara suatu lagu.


f.     Kecerdasan Interpersonal  (Self Smart) atau Cerdas Diri Kemampuan membuat persepsi dan membedakan suasana hati, keinginan motivasi, dan perasaan orang lain. Komponen utamanya adalah kepekaan pada  ekspresi wajah, suara, gerak, isyarat, merespon, dan persuasi (mempengaruhi).
g.    Kecerdasan Intrapersonal (People Smart) atau Cerdas Bergaul
Kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak atas pemahaman diri tersebut. Termasuk juga memahami secara tepat kekuatan dan keterbatasannya, menyadari suasana hati, keinginan motivasi, temperamen/watak disiplin diri, dan harga diri.
h.    Kecerdasan Naturalis (Cerdas Alam)
Keahlian mengendalikan dan mengkategorikan spesies flora dan fauna dan alam sekitar.  Kemampuan dasarnya adalah kepekaan terhadap gejala alam dan menyikapi maklhuk hidup.

Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Emosi
Chaplin (1989) mendefinisikan kematangan emosi sebagai suatu keadaan atau kondisi mencapai tingkat kedewasaan perkembangan emosional. Ditambahkan Chaplin (dalam Ratnawati, 2005), kematangan emosi adalah suatu keadaan atau kondisi untuk mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosional seperti anak-anak, kematangan emosional seringkali berhubungan dengan kontrol emosi. Seseorang yang telah matang emosinya memiliki kekayaan dan keanekaragaman ekspresi emosi, ketepatan emosi dan kontrol emosi. Hal ini berarti respon-respon emosional seseorang disesuaikan dengan situasi stimulus, namun ekspresi tetap memperhatikan kesopanan sosial (Stanford, 1965).
Kematangan emosi merupakan aspek yang sangat dekat dengan kepribadian. Bentuk kepribadian inilah yang akan dibawa individu dalam kehidupan sehari-hari bagi diri dan lingkungan mereka. Seseorang dapat dikatakan telah matang emosinya apabila telah dapat berpikir secara objektif. Kematangan emosi merupakan ekspresi emosi yang bersifat kontruktif dan interaktif. Individu yang telah mencapai kematangan emosi ditandai oleh adanya kemampuan didalam mengontrol emosi, mampu berpikir realistik, memahami diri sendiri dan mampu menampakkan emosi disaat dan tempat yang tepat.

Karakteristik Kematangan Emosi
Feinberg (dalam Handayani, 2008:115), ada beberapa karakteristik atau tanda mengenai kematangan emosi seseorang untuk dapat menerima dirinya sendiri, menghargai orang lain, menerima tanggung jawab, percaya pada diri sendiri, sabar dan mempunyai rasa humor. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Mampu menerima dirinya sendiri
Seseorang yang mempunyai pandangan atau penilaian yang baik terhadap kekuatan dan kelemahannya mampu melihat dan menilai dirinya secara obyektif dan realitas.
b. Menghargai orang lain
Seorang yang bisa menerima keadaan orang lain yang berbeda-beda dikatakan dewasa jika mampu menghargai perbedaan. Orang yang dewasa mengenal dirinya dengan baik senantiasa berusaha untuk menjadi lebih baik dan tidak menandingi orang lain melainkan berusaha mengembangkan dirinya sendiri.
c. Menerima tanggung jawab
Orang yang belum dewasa akan merasa terbebani apabila diberikan tanggung jawab. Tetapi apabila orang yang sudah dewasa bisa menerima tanggung jawab atas semua kegiatan dan mempunyai dorongan untuk berbuat dan menyelesaikan apa yang harus diselesaikan.
d. Sabar
Seorang yang dewasa akan lebih sabar karena memiliki kematangan emosi untuk mampu menerima, merespon, dan melakukan sesuatu secara rasional.
e. Mempunyai rasa humor
Orang yang dewasa memiliki rasa humor yang tinggi merupakan bagian dari emosi yang sehat, yang memunculkan senyuman hangat untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan keberadaannya.
Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kematangan emosi antara lain adalah :
kemampuan untuk merespon secara berbeda-beda dalam kaitannya dengan kebutuhan dan faktor-faktor diluar dirinya yang terlibat dalam situasi tertentu.
kemampuan menyalurkan tekanan-tekanan impuls dan emosi-emosi dalam bentuk prilaku yang konstruktif serta dapat mengarahkannya kearah tujuan yang positif.
kemampuan membangun pola hubungan interdepensi dan mampu memelihara peran-perannya secara fleksibel.
        kemampuan memperkaya ketrampilan dan memahami potensi-potensi dan keterbatasan-keterbatasannya sendiri, serta mencari penyelesaian atas problem-problemnya secara kreatif dan mendapat persetujuan dari orang lain.
kemampuan untuk berhubungan secara efektif dengan orang lain, juga mampu memandang dirinya dengan orang lain dengan rasa hormat.
kemampuan mempertimbangkan dan memulai alternatif-alternatif, konsekuensi-konsekuensi dari pelakunya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Emosi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kematangan emosi seseorang (Astuti, 2000, Faktor-faktor yang mempengaruhi Kematangan Emosi, para. 1), antara lain:
a Pola asuh orang tua
Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama dalam kehidupan anak, tempat belajar dan menyatakan dirinya sebagai makhluk sosial, karena keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama tempat anak dapat berinteraksi. Dari pengalaman berinteraksi dalam keluarga ini akan menentukan pula pola perilaku anak.


b.Pengalaman traumatik
Kejadian-kejadian traumatis masa lalu dapat mempengaruhi perkembangan emosi seseorang. Kejadian-kejadian traumatis dapat bersumber dari lingkungan keluarga ataupun lingkungan di luar keluarga.
c.Temperamen
Temperamen dapat didefinisikan sebagai suasana hati yang mencirikan kehidupan emosional seseorang. Pada tahap tertentu masing-masing individu memiliki kisaran emosi sendiri-sendiri, dimana temperamen merupakan bawaan sejak lahir, dan merupakan bagian dari genetik yang mempunyai kekuatan hebat dalam rentang kehidupan manusia.
d. Jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamin memiliki pengaruh yang berkaitan dengan adanya perbedaan hormonal antara laki-laki dan perempuan, peran jenis maupun tuntutan sosial yang berpengaruh terhadap adanya perbedaan karakteristik emosi diantara keduanya.
e. Usia
Perkembangan kematangan emosi yang dimiliki seseorang sejalan dengan pertambahan usia, hal ini dikarenakan kematangan emosi dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dan kematangan fisiologis seseorang.
Kematangan emosi seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik intern (dari dalam diri sendiri) maupun faktor ekstern (dari luar diri sendiri), yaitu antara lain adalah:
Adanya penyesuaian diri yang baik, kemampuan untuk berfungsi sebagai manusia yang dapat bergantung pada diri sendiri, harus dikembangkan secara bertahap dan terus menerus seiring dengan bertambahnya umur serta kedewasaannya. Setiap pribadi dalam kehidupannya selalu mengalami perubahan secara terus menerus oleh karena itu diperlukan adanya kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada disekitarnya,
Suasana lingkungan sosial, lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat sekitar yang berhubungan dengan proses-proses sosialisasi yang dapat membentuk seseorang menjadi pribadi yang matang.

Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi individu dalam mengekspresikan emosinya dalam perilaku keseharian.

Resensi Film Mengejar Matahari

Resensi Film Mengejar Matahari

Film ini berkisah tentang persahabatan Ardi, Damar, Nino dan Apin yang terjalin sejak mereka masih kanak-kanak. Kisah diawali dengan gambaran kehidupan mereka pada masa kecil dan masih kanak-kanak. Empat sekawan ini menjadi saksi utama saat Obet (Ade Habibi), preman setempat, masuk penjara. Suatu hari Si Obet membunuh seorang anak dan merekapun melaporkannya ke pihak polisi. Mereka tidak menyangka, masalah inilah yang mengubah banyak hal di masa depan. Keempat sahabat itu berubah menjadi sosok remaja SMA yang menyusuri gang-gang kompleks rumah susun.
Sementara itu, di tengah mereka datanglah gadis cantik bernama Rara (Agni Arkadewi) yang kemudian dekat dengan Ardi. Gadis yatim-piatu yang harus bekerja demi menghidupi diri dan adiknya, memikat Ardi (Winky Wiryawan) dan Damar (Fauzi Baadilla) dan mengguncang persahabatan mereka, bahkan Damar dan Ardi saling tinju. Dari situlah mulai persahabatan mereka retak. Sejak kecil mereka punya ritual bermain yang unik yang mereka namakan Mengejar Matahari. Mereka akan berlari dari satu titik ke titik lain di kompleks rumah susun tempat tinggal mereka, saling bersaing siapa yang akan sampai terlebih dulu.

     Konflik bukan hanya seputar persahabatan mereka, tetapi juga masing-masing pribadi. Nino adalah anak orang kaya, paling dewasa dan pendiam. Damar tinggal hanya dengan ibunya yang jarang di rumah. Ia tumbuh menjadi anak yang amat pemarah dan gemar berkelahi. Ardi anak pensiunan polisi yang tertekan oleh kekerasan sikap bapaknya. Sementara Apin adalah yang paling jenaka di antara mereka. Ia selalu bermimpi kelak akan menjadi sutradara dan merekam seluruh aspek kehidupan yang tak mungkin terulang lagi.

     Masalah menjadi makin pelik ketika Obet muncul kemballi dengan hasrat balas dendam kepada empat sekawan tersebut. Suatu hari terjadilah perkelahian antara Obet dan keempat sahabat itu. Hingga pada perkelahian itu membuat Obet menusuk Apin hingga tewas. Dari tewasnya Apin empat sekawan tersebut menjadi sangat marah dengan si Obet si preman kampong itu. Hingga suatu saat Damar yang selalu menjadi sosok nekad, mengambil langkah terakhir begitu pun dua sahabatnya tersebut. Suatu pertengkaran antara Obet beserta preman lain dan Ardi beserta Nino menjadi sangat ramai dan kisruh. Hingga beberapa saat Damar pun dating, dengan persiapan yang ia lakaukan dirumah dengan merakit pistol rakitan yang ia beli dan dibawalah ke tempat biasa Obet dan preman lain itu nongkrong. Di tempat itulah kebetulan Obet dan para preman bertengkar dengan sahabat kecil Damar yaitu Ardi dan Nino, marah yang sangat melanda damar pun sungguh bertambah, hingga peluru dari pistolnya menghabisi nyawa Obet dengan dua kali tembakan dan sekaligus membawanya ke penjara.

     Setelah Damar masuk penjara maka persahabatan mereka menjadi tidak karuan mereka saling menentukan nasib mereka sendiri-sendiri. Hingga suatu saat Ardi dan Nino pun bertemu dengan Ardi yang sudah menjadi Calon seorang polisi dan Nino sudah mendapatkan beasiswa melanjutkan S2 di negri Adidaya Amerika Serikat. Setelah pertemuan itu mereka saling bercerita tentang nasibnya sekarang. Merekapun juga mengingat masa-masanya kecil, sehingga mereka mengulangi ritualnya waktu kecil yaitu berlari-lari atau Mengejar Matahari.


Dari itu kisah diakhiri dengan Nasib yang brebeda-beda Damar hidup di penjara, Nino menjadi calon Polisi, dan Ardi pun menjadi Seorang yang bertamatan S2 di Amerika. Selesailah cerita dan kisah mereka.