MULTI KECERDASAN(MULTIPLE INTELLIGENCE)
-------------------------------------------------------------------------------------------
1.
Pengertian Kecerdasan.
Gardner (2000) memaparkan pengertian
kecerdasan mencakup tiga faktor, yakni :
a.
Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan
manusia.
b.
Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk
diselesaikan.
c.
Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang akan memunculkan penghargaan
dalam budaya seorang individu.
2. Dulu Tunggal, Kini Multi
Dulu orang mengira bahwa kecerdasan seseorang
itu bersifat tunggal, yakni dalam satuan IQ (Intelligence Quotient) seperti selama ini kita kenal.
Dampak negatif atas persepsi ini adalah siswa yang rendah kecerdasan “akademik
tradisionalnya”, yakni matematika dan
verbal (kata-kata), seakan tidak
dihargai di sekolah dan masyarakat luas. Kini tradisi yang sudah berlangsung
hampir seabad tersebut, sudah terbongkar
dan terkuaklah bahwa ternyata kecerdasan manusia itu banyak rumpunnya.
Kecerdasan itu multidimensional, banyak cabangnya. Jadi TIDAK ADA SISWA YANG
BODOH, setiap siswa mempunyai rumpun kecerdasan masing-masing!
3.
Multi Kecerdasan (Multiple Intelligence)
Ada delapan rumpun multiple intelligence yakni
:
a.
Kecerdasan Linguistik (Word Smart) atau Cerdas Berbahasa
Kemampuan menggunakan kata
secara efektif, baik secara lisan (misalnya : pendongeng, orator) maupun secara
tertulis (misalnya : pengarang, wartawan). Kecerdasan
Linguistik mencakup kemampuan menggunakan
kata, bahasa, bunyi, retorika, dan lain-lainnya.
b.
Kecerdasan matematis-logis (Number Smart atau Cerdas Angka)
Kemampuan menggunakan angka dengan baik
(misalnya : ahli statistik, matematika, akuntan) dan melakukan penalaran secara
tepat (misalnya : ilmuwan, pemrogram komputer, ahli logika). Kecerdasan ini
meliputi kepekaan pada pola dan hubungan logis, hubungan sebab akibat, proses
kategorisasi, klasifikasi, generalisasi, penghitungan, pengujian, hipotesis,
dan pengambilan keputusan.
c.
Kecerdasan Spasial ( Cerdas Gambar)
Kemampuan melahirkan persepsi dimensi
spasial-visual (keruangan) secara akurat (misalnya : pilot, pengemudi, pemburu,
pramuka) dan menransformasikan (dekorator interior-eksterior, arsitek, pelukis,
penemu). Komponen intinya adalah kepekaan pada warna, garis, bentuk, ruang, dan
hubungan antarunsur tersebut.
d.
Kecerdasan Kinestetik-Jasmaniah. (Body Smart) atau Cerdas Tubuh
Keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk
mengekspresikan pikiran dan perasaan (misal : aktor, pemain pantomim-operet,
penari, atlit) dan keterampilan menggunakan tangan untuk mencipta atau mengubah
(misalnya : pengrajin, teknisi mesin mekanik, dokter bedah, pengukir).
Kecerdasan ini mencakup kemampuan fisik yang spesifik antara lain : koordinasi,
keseimbangan, keterampilan, kekuatan, ketepatan, dan lin-lainnya.
e.
Kecerdasan Musikal ( Cerdas Musik dan Nada Suara)
Kemampuan mengerjakan bentuk-bentuk musikal
dengan cara melahirkan persepsi (pengguna musik), membedakan (kritikus musik)
mengubah (composer) dan mengekspresikan (penyanyi). Komponen dasar kecerdasan
musikal adalah kepekaan pada irama, pola titi nada/melodi, warna suara suatu
lagu.
f.
Kecerdasan Interpersonal (Self
Smart) atau Cerdas Diri Kemampuan membuat persepsi dan membedakan suasana hati,
keinginan motivasi, dan perasaan orang lain. Komponen utamanya adalah kepekaan
pada ekspresi wajah, suara, gerak,
isyarat, merespon, dan persuasi (mempengaruhi).
g.
Kecerdasan Intrapersonal (People Smart) atau Cerdas Bergaul
Kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak
atas pemahaman diri tersebut. Termasuk juga memahami secara tepat kekuatan dan
keterbatasannya, menyadari suasana hati, keinginan motivasi, temperamen/watak
disiplin diri, dan harga diri.
h.
Kecerdasan Naturalis (Cerdas Alam)
Keahlian mengendalikan dan mengkategorikan
spesies flora dan fauna dan alam sekitar.
Kemampuan dasarnya adalah kepekaan terhadap gejala alam dan menyikapi
maklhuk hidup.
Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhi
Kematangan Emosi
Chaplin (1989) mendefinisikan kematangan emosi
sebagai suatu keadaan atau kondisi mencapai tingkat kedewasaan perkembangan
emosional. Ditambahkan Chaplin (dalam Ratnawati, 2005), kematangan emosi adalah
suatu keadaan atau kondisi untuk mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan
emosional seperti anak-anak, kematangan emosional seringkali berhubungan dengan
kontrol emosi. Seseorang yang telah matang emosinya memiliki kekayaan dan
keanekaragaman ekspresi emosi, ketepatan emosi dan kontrol emosi. Hal ini
berarti respon-respon emosional seseorang disesuaikan dengan situasi stimulus,
namun ekspresi tetap memperhatikan kesopanan sosial (Stanford, 1965).
Kematangan emosi merupakan aspek yang sangat
dekat dengan kepribadian. Bentuk kepribadian inilah yang akan dibawa individu
dalam kehidupan sehari-hari bagi diri dan lingkungan mereka. Seseorang dapat
dikatakan telah matang emosinya apabila telah dapat berpikir secara objektif.
Kematangan emosi merupakan ekspresi emosi yang bersifat kontruktif dan
interaktif. Individu yang telah mencapai kematangan emosi ditandai oleh adanya
kemampuan didalam mengontrol emosi, mampu berpikir realistik, memahami diri
sendiri dan mampu menampakkan emosi disaat dan tempat yang tepat.
Karakteristik Kematangan Emosi
Feinberg (dalam Handayani, 2008:115), ada
beberapa karakteristik atau tanda mengenai kematangan emosi seseorang untuk
dapat menerima dirinya sendiri, menghargai orang lain, menerima tanggung jawab,
percaya pada diri sendiri, sabar dan mempunyai rasa humor. Hal ini dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Mampu menerima dirinya sendiri
Seseorang yang mempunyai pandangan atau
penilaian yang baik terhadap kekuatan dan kelemahannya mampu melihat dan
menilai dirinya secara obyektif dan realitas.
b. Menghargai orang lain
Seorang yang bisa menerima keadaan orang lain
yang berbeda-beda dikatakan dewasa jika mampu menghargai perbedaan. Orang yang
dewasa mengenal dirinya dengan baik senantiasa berusaha untuk menjadi lebih
baik dan tidak menandingi orang lain melainkan berusaha mengembangkan dirinya
sendiri.
c. Menerima tanggung jawab
Orang yang belum dewasa akan merasa terbebani
apabila diberikan tanggung jawab. Tetapi apabila orang yang sudah dewasa bisa
menerima tanggung jawab atas semua kegiatan dan mempunyai dorongan untuk
berbuat dan menyelesaikan apa yang harus diselesaikan.
d. Sabar
Seorang yang dewasa akan lebih sabar karena
memiliki kematangan emosi untuk mampu menerima, merespon, dan melakukan sesuatu
secara rasional.
e. Mempunyai rasa humor
Orang yang dewasa memiliki rasa humor yang
tinggi merupakan bagian dari emosi yang sehat, yang memunculkan senyuman hangat
untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan keberadaannya.
Adapun ciri-ciri orang yang memiliki
kematangan emosi antara lain adalah :
kemampuan untuk merespon secara berbeda-beda
dalam kaitannya dengan kebutuhan dan faktor-faktor diluar dirinya yang terlibat
dalam situasi tertentu.
kemampuan menyalurkan tekanan-tekanan impuls
dan emosi-emosi dalam bentuk prilaku yang konstruktif serta dapat mengarahkannya
kearah tujuan yang positif.
kemampuan membangun pola hubungan interdepensi
dan mampu memelihara peran-perannya secara fleksibel.
kemampuan memperkaya ketrampilan dan memahami potensi-potensi dan
keterbatasan-keterbatasannya sendiri, serta mencari penyelesaian atas
problem-problemnya secara kreatif dan mendapat persetujuan dari orang lain.
kemampuan untuk berhubungan secara efektif
dengan orang lain, juga mampu memandang dirinya dengan orang lain dengan rasa
hormat.
kemampuan mempertimbangkan dan memulai
alternatif-alternatif, konsekuensi-konsekuensi dari pelakunya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kematangan
Emosi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
perkembangan kematangan emosi seseorang (Astuti, 2000, Faktor-faktor yang
mempengaruhi Kematangan Emosi, para. 1), antara lain:
a Pola asuh orang tua
Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama
dalam kehidupan anak, tempat belajar dan menyatakan dirinya sebagai makhluk
sosial, karena keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama tempat anak
dapat berinteraksi. Dari pengalaman berinteraksi dalam keluarga ini akan
menentukan pula pola perilaku anak.
b.Pengalaman traumatik
Kejadian-kejadian traumatis masa lalu dapat
mempengaruhi perkembangan emosi seseorang. Kejadian-kejadian traumatis dapat
bersumber dari lingkungan keluarga ataupun lingkungan di luar keluarga.
c.Temperamen
Temperamen dapat didefinisikan sebagai suasana
hati yang mencirikan kehidupan emosional seseorang. Pada tahap tertentu
masing-masing individu memiliki kisaran emosi sendiri-sendiri, dimana
temperamen merupakan bawaan sejak lahir, dan merupakan bagian dari genetik yang
mempunyai kekuatan hebat dalam rentang kehidupan manusia.
d. Jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamin memiliki pengaruh yang
berkaitan dengan adanya perbedaan hormonal antara laki-laki dan perempuan,
peran jenis maupun tuntutan sosial yang berpengaruh terhadap adanya perbedaan
karakteristik emosi diantara keduanya.
e. Usia
Perkembangan kematangan emosi yang dimiliki
seseorang sejalan dengan pertambahan usia, hal ini dikarenakan kematangan emosi
dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dan kematangan fisiologis seseorang.
Kematangan emosi seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik intern (dari dalam diri sendiri) maupun faktor ekstern
(dari luar diri sendiri), yaitu antara lain adalah:
Adanya penyesuaian diri yang baik, kemampuan
untuk berfungsi sebagai manusia yang dapat bergantung pada diri sendiri, harus
dikembangkan secara bertahap dan terus menerus seiring dengan bertambahnya umur
serta kedewasaannya. Setiap pribadi dalam kehidupannya selalu mengalami
perubahan secara terus menerus oleh karena itu diperlukan adanya kemampuan
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada disekitarnya,
Suasana lingkungan sosial, lingkungan keluarga
maupun lingkungan masyarakat sekitar yang berhubungan dengan proses-proses
sosialisasi yang dapat membentuk seseorang menjadi pribadi yang matang.
Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi
individu dalam mengekspresikan emosinya dalam perilaku keseharian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar